Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... (Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepada kamu sekalian serta rahmat Allaah, serta berkatNya)... ^_^
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq: 1-5)
Bismillahi rahman nirrahim... (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang)
"Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan sesungguhnya setiap orang mendapatkan sesuai apa yang diniatkan, barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia yang akan didapatkan atau wanita yang akan dinikahi maka hijrahnya sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari Muslim)
***
Setiap manusia pasti memiliki sifat marah yang terpendam dalam dirinya. Sifat ini akan muncul secara otomatis ketika ada suatu hal yang memantik amarahnya. Yang menjadi perbedaan adalah sepintar apa ia mengendalikan amarah tersebut hingga tidak menimbulkan sesuatu yang berlebihan namun rasa amarahnya dapat tersalurkan secara baik dan positif.
Apa ada marah yang kreatif?? Ada, jika engkau mau kreatif pastinya. Kreatif saat sedang dilanda amarah??? Bisakah?? Pasti bisa. Sebenarnya sense of creatif adalah tergantung tingkat kreatifitas pribadi masing-masing. Jadi, semakin orang kreatif, semakin baik pula ia akan menghadirkan amarah yang kreatif. Yaitu marah yang tidak memperuncing masalah, sebaliknya seseorang akan bersikap lebih baik dan menghargaimu. Artinya, bukan amarah yang dilandasi hawa nafsu tapi ada itikad baik untuk merubah suatu kesalahan yang ada.
Marah yang kreatif adalah engkau marah, tetapi tidak ada orang lain yang tahu kecuali dirimu dan orang yang sedang engkau marahi. Bagaimana caranya?? Ya, kembali tingkat kreatifitasmu dalam menghadirkannya. Baiklah, di sini ada sebuah cermin indah yang bisa kita saksikan dari seorang Aisyah yang pernah diriwayatkan oleh Imam Muslim. Kecerdikan seorang Aisyah dalam mengendalikan amarah patut kita contoh dan bisa kita coba dalam kehidupan sehari-sehari.
Suatu ketika Aisyah, Rasulullah berbisik kepada Aisyah, “Aisyah, aku tahu saat engkau sedang suka kepadaku, dan aku pun tahu kapan engkau sedang marah kepadaku.” Dari mana engkau mengetahuinya?, ” Tanya Aisyah keheranan.Beliau menjawab, “Kalau engkau sedang suka kepadaku, engkau akan berkata dalam sumpahmu, “La, wa Rabbi Muhammad! (Tidak, demi Rabb Muhammad!)’. Tetapi jika engkau sedang marah kepadaku, engkau akan mengatakan, “La, wa Rabbi Ibrahim! (Tidak, demi Rabb Ibrahim!)” “Betul, demi Allah! Betul ya Rasulullah. Aku tidak meninggalkanmu, hanya aku tidak menyebut namamu,” ujarnya.
Demikian secuil kisah sederhana. Kini giliran engkau menghadirkan marah yang kreatif. Bentuknya bisa apa saja, asal jangan sampai orang lain tahu kecuali engkau dan orang yang sedang engkau marahi. Bagaimana??
Tidak ada komentar:
Posting Komentar