1. Hati yang dengan kehendak Allah Jalla Wa’ala
Cenderung untuk dekat dengan kebaikan dan jauh dari kejahatan. Hati semacam ini sifatnya baik dan selalu cocok dengan kebaikan; lembut, bercahaya, dan penuh kasih. Hati semacam ini selalu mencintai Allah dan makhluk Nya. Sebab, siapapun mencintai Pencipta, ia pasti akan mencintai semua ciptaann Nya. Orang yang memiliki hati semacam ini mempunyai kedudukan yang sangat dekat dengan Allah Jalla Wa`ala dan memiliki tingkat kecocokan yang tinggi dengan kebaikan. Alangkah tepatnya Al-Qur`an ketika melukiskan orang-orang yang memiliki hati semacam ini:
“Hampir-hampir saja minyaknya menerangi meski tak tersentuh api. Cahaya di atas Cahaya, Allah membimbing kepada cahaya Nya siapa pun yang Dia kehendaki. (An Nur:24:35)
Orang-orang yang memiliki hati seperti inilah yang dimaksud oleh Allah dalam firman Nya yang terdapat dalam salah satu kitab terdahulu, “Sesungguhnya langit dan bumi tidak akan mampu membawa-Ku dan terlalu sempit bagi-Ku. Hanya hati seorang mukmin yang tenang dan lembutlah yang akan mampu menampung-Ku”.
Hati yang sederhana dan lembut merupakan wadah dari semua rahasia ilahiah dan sumber segala ilmu Robbaniyah. Seorang Arif berkata:
Kucinta rumah karena penghuninya, Dan karena penghuninyalah rumah dicinta
Kebajikan orang yang memiliki hati sederhana dan lembut ini selalu meninggalkan kesan, meski amal itu sedikit.
2. Hati yang tabiatnya menolak kebaikan.
Hati semacam ini sifatnya keras dan kasar. Walau orang-orang yang berhati seperti ini telah bersusah payah dan berusaha keras dalam beramal,tapi tidak banyak cahaya yang tampak pada diri mereka karena tabiat mereka bertentangan dengan kebaikan. Mereka mengerjakan amal dengan terpaksa dan hanya bila keadaan mendukung. Manusia semacam ini jika memperoleh taufik untuk meliaht aib-aibnya, hendaknya berusaha keras untuk menyucikan dirinya. Semoga saja riyadhoh dapat memperbaiki keadaannya.
Jarang ditemukan para shalihin yang tak berhati lembut. Tanda orang berhati lembut adalah kecenderungan mereka untuk bercanda, karena ruh mereka ringan dan perilaku mereka lembut. Orang yang berhati lembut mudah dikenali dari air mukanya. Ia berjiwa lembut, mudah (dipuaskan) dan banyak senyum. Merekalah penghuni surga terbanyak.
Rasulullah saw bersabda:
“Neraka diharamkan bagi orang yang lemah lembut, mudah dan dekat (dengan masyarakat).” (HR Ahmad dan Turmudzi)
Amal orang yang berhati lembut menjadi baik karena adanya kesesuaian antara hati mereka dengan kebajikan. Sebab, kelembutan hati sangat mendukung terlaksananya kebajikan. Manusia semacam ini memiliki sifat pengasih terhadap ciptaan Allah. Sikap mengasihi ciptaan Allah ini merupakan jalan yang paling dekat menuju Allah, dan jalan yang paling Ia cintai. Amal manusia ini berkualitas tinggi karena didukung oleh kesucian hati dan kejernihan bathin. Sedikit amal yang mereka kerjakan akan menyamai banyak amal yang dikerjakan orang lain. Berkat kebenaran pemikiran mereka, maka dari diri mereka pun bermunculan amal-amal saleh yang diridhai Allah. Mereka lebih menyukai kehinaan, kesedihan (inkisar) dan tawadhu`, yaitu perasaan dan sikap yang dapat menyebabkan amal menjadi baik. Dalam diri mereka hampir tidak terdapat sikap takabbur, sombong dan keburukan batin yang akan merusak amal.
3. Hati Yang Keras dan Akhlak yang buruk
Amal dari orang yang berhati semacam ini banyak cacatnya, karena banyaknya kesalahan, lemahnya akal dan rusaknya batin. Tanda kekerasan hati adalah wajah yang jumud (kaku/keras). Wajah orang yang berhati keras seperti permukaan batu bata, atau seperti wajah yang dilukis di atas permukaan batu: tak berair muka. Karena karakternya yang kasar dan keras, maka kulit mukanya tak bercahaya. Orang yang berhati keras semacam ini hampir-hampir tidak pernah tersenyum atau tertawa, rasa kasih sayangnya sangat kecil. Hati semacam ini tidak baik untuk ber-suluk karena batinnya sangat bertentangan dengan kebajikan. Ruh mereka berat dan perilaku mereka tercela. Mereka di kuasai oleh hawa dan suka berdebat. Kebanyakan kehidupan keber-agama-an mereka digerakkan oleh fanatisme dan taqlid, karena akal mereka tak berfungsi dan bashirah mereka terbatas. Mereka hanya mengetahui hal-hal yang bersifat lahiriah, dan semua yang mereka lakukan merupakan adat dan kebiasaan masyarakat umum. Mereka sulit mengerjakan amalan-amalan hati dan bathin. Dibandingkan yang lain, kelompok ini lebih suka menekuni amalan-amalan lahiriah dan segala sesuatu yang bersifat dhahir. Mereka tidak berusaha mengerjakan amalan-amalan yang memiliki hubungan dengan hati dan rahasia-rahasia batin. Jalan untuk mengerjakan amal-amal batin tertutup bagi mereka.
Orang-orang yang memiliki hatilah yang menempati posisi terdepan. Melalui cahaya merekalah kelompok ketiga ini memperoleh petunjuk. Di antara orang-orang yang berhati lembut terdapat para abdal dan arifin, mereka itulah sesungguhnya pemimpin sejati. Sedangkan kelompok kedua adalah orang yang suka beramal, mereka orang-orang yang baik dan suka berjuang untuk berbuat kebaikan. Namun kedua kelompok ini jauh berbeda.
Oleh : Muhammad Al-Zahra Al-Farisy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar